Pesona Desa Hariara Pohan di Balik Layar Film Ngeri-Ngeri Sedap
Kabar Desa; Film Ngeri-Ngeri Sedap adalah sebuah film drama komedi keluarga yang mengangkat tema tentang kerinduan dan keresahan orang tua yang ditinggal merantau oleh anak-anaknya yang tak kunjung pulang. Film ini menghadirkan berbagai budaya Batak, seperti nama, logat bicara, budaya, tradisi, dan makanan khas Batak. Film ini juga mengambil lokasi syuting di Bukit Holbung di Tepi Danau Toba, Desa Hariara Pohan, Kabupaten Samosir. Tidak hanya melakukan syuting, pengerjaan film ini melibatkan banyak warga lokal Desa Hariara Pohan untuk ikut terlibat dalam proses produksi film baik menjadi pemain maupun kru film.
Desa Hariara Pohan terletak di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Desa Hariara Pohan juga masuk dalam 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan menjadi desa di Kawasan Danau Toba dengan peringkat tertinggi pada tahun 2023. Desa ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan juga adat istiadat kebudayaan suku Batak yang masih dijunjung tinggi. Keindahan alam desa banyak diabadikan dalam film seperti Bukit Holbung dan pemandangan Danau Toba. Selain itu, banyak potensi alam lainnya seperti perkebunan kopi, perkebunan alpukat, dan persawahan.
Selain keindahan alamnya, Desa Hariara Pohan memiliki keindahan budaya yang hingga saat ini masih dilestarikan seperti Pesta Adat Sulang-Sulang Pahompu, budaya Jabu Parsantian, tradisi kain Ulos, dan beberapa tradisi lainnya. Banyak budaya dan kehidupan masyarakat juga yang tercerminkan pada film “Ngeri-Ngeri Sedap” seperti budaya berupa sistem kekerabatan patrilineal, dimana pernikahan sesama orang Batak harus dilakukan. Selain itu, terdapat budaya lainnya dalam film tersebut yaitu budaya sistem pewarisan (Jabu Parsantian), dimana dalam Adat Batak terdapat aturan yang menetapkan hanya anak laki-laki yang mendapat hak waris atas harta warisan bapaknya.
Budaya Batak di Desa Hariara Pohan masih sangat dijunjung tinggi hingga saat ini. Tidak hanya budaya, namun warisan leluhur juga masih dirawat dengan baik oleh masyarakat desa salah satunya situs budaya Huta Simarmata. Situs tersebut menjadi daya tarik wisata dengan adanya rumah adat Batak dan sarkofagus bersejarah yang sudah berusia ratusan tahun. Selain itu, daya tarik wisata pada Desa Hariara Pohan berupa adanya berbagai kegiatan seperti kelas memasak makanan khas Batak, kelas menari manortor di Sanggar Tari Ronatama, penampilan atraksi dari sanggar seni budaya desa, pembelajaran menanam padi, dan banyak aktivitas menarik lainnya. Rumah Adat Bolon juga menjadi tempat menginap untuk wisatawan yang datang.
Pesona keindahan alam di Desa Hariara Pohan sangatlah indah, tidak hanya yang telah diabadikan pada film “Ngeri-Ngeri Sedap” namun juga keindahan alam dan budaya yang sudah sejak lama ada di desa tersebut. Keindahan alam dan kekayaan budaya pada Desa Hariara Pohan patut untuk dijaga dan dikembangkan sebagai potensi desa wisata yang berkelanjutan. Mari kita dukung Desa Hariara Pohan dengan berkunjung dan menikmati keindahan yang ditawarkan oleh desa tersebut.
Nokia Aprodipta Sari – Tim Riset dan Data
SUMBER ARTIKEL
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/hariara_pohan
Patria, T. A. D., Pamungkas, B. A., & Asadulloh, H. (2024). Analisis Film Ngeri-Ngeri Sedap: Pendekatan Metode Roland Barthes. AGUNA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 17-31.
Laurent, J., Darmawan, A., & Andrianto, N. (2023, July). Representasi Budaya Batak Dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL MAHASISWA KOMUNIKASI (SEMAKOM) (Vol. 1, No. 2, Juli, pp. 595-599).
Nababan, A. M. N., & Sembada, W. Y. (2023). PELESTARIAN BUDAYA BATAK MELALUI FILM NGERI-NGERI SEDAP (SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE). Jurnal Komunikasi dan Budaya, 4(1), 86-99.