Desa Wisata Adat: Sinergi Budaya dan Ekonomi di Tengah Pariwisata Modern
Desa wisata merupakan kawasan pedesaan dengan daya tarik yang berpotensi menjadi destinasi pariwisata. Tidak sedikit yang mengintegrasikan dengan kekayaan budaya lokal, sehingga terbentuklah Desa Wisata Adat yang menawarkan wisata berbasis tradisi dan kearifan lokal. Desa Wisata Adat di Indonesia berperan penting dalam melestarikan budaya serta mendukung perekonomian lokal. Desa-desa tersebut sering kali menawarkan atraksi berupa suasana yang otentik, kebudayaan asli daerah, upacara adat, serta arsitektur tradisional. Karakteristik khas lainnya yaitu adat istiadat yang masih dipertahankan dan nilai-nilai budaya yang masih dijunjung. Beberapa Desa Wisata Adat di Indonesia antara lain Kampung Wae Rebo, Desa Adat Suku Baduy, Desa Kemiren, dan Desa Sade.
Kehadiran Desa Wisata Adat dapat menjadi wadah untuk menghidupkan kembali tradisi daerah melalui industri kreatif. Desa Wisata Adat memberikan peran penting dalam pelestarian budaya melalui nilai budaya, adat istiadat, upacara adat, dan kebiasaan masyarakat yang menjadi atraksi utama Desa Wisata. Melalui Desa Wisata berbasis kebudayaan, wisatawan dapat berinteraksi dengan kehidupan masyarakat adat serta mengenal budaya lokal secara langsung. Masyarakat desa juga dapat lebih menghargai dan mempertahankan identitas budaya di tengah perubahan zaman.
Tidak hanya melestarikan kebudayaan di Indonesia, Desa Wisata Adat juga dapat memberikan kontribusi pada perekonomian lokal melalui penjualan produk kerajinan, jasa penginapan/homestay, serta jasa pemandu lokal yang berdampak langsung pada masyarakat. Selain itu, pengembangan Desa Wisata seringkali mendorong peningkatan infrastruktur seperti jalan, air bersih, serta sarana dan prasarana lainnya, salah satunya pada Desa Wisata Adat Osing Kemiren. Adanya pariwisata berdampak langsung pada peningkatan pendapatan keluarga masyarakat serta pengembangan sarana dan prasarana desa.
Desa Wisata Adat Osing Kemiren merupakan salah satu Desa Adat di Indonesia yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Desa ini dibentuk dengan mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dan unsur budaya yang ada, khususnya budaya Suku Osing. Desa Wisata Adat Osing Kemiren ini dikelola oleh POKDARWIS Kencana yang berhasil masuk dalam peringkat 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024. Selain kebudayaan yang menjadi atraksi utama, Desa Wisata Adat ini juga mengembangkan Program Smart Kampung yang digunakan untuk mendukung kegiatan wisata. Dalam hal ini tidak hanya pemerintah yang dapat mengembangkan desa, melainkan organisasi dan masyarakat desa yang berkolaborasi membangun Desa Wisata Adat.
Pengembangan Desa Wisata Adat tidak terlepas dari tantangan internal maupun eksternal. Tantangan internal yaitu menjaga keseimbangan antara optimalisasi kebutuhan pariwisata dan pelestarian budaya, dimana terdapat nilai-nilai yang perlu dipertahankan. Sementara itu, tantangan eksternal berupa adanya modernisasi dan ekspektasi wisatawan yang seringkali tidak sejalan dengan prinsip pelestarian budaya dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pengelolaan yang berkelanjutan termasuk regulasi pemerintah yang mendukung pelestarian budaya. Selain itu, penting untuk menjaga nilai-nilai tradisi seperti kekeluargaan, gotong royong, nilai-nilai keagamaan, serta adat-kebiasaan lokal.
Dampak positif dari Desa Wisata Adat tidak hanya melestarikan kebudayaan Indonesia, melainkan meningkatkan perekonomian lokal. Masyarakat desa tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi masyarakat. Peluang pengembangan Desa Wisata Adat di masa depan juga sangat besar, terutama dengan meningkatnya minat wisatawan terhadap wisata berbasis budaya. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, perlu kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta dalam pengembangan Desa. Pemerintah berperan dalam menyusun regulasi, masyarakat berperan dalam pengelolaan desa, sementara pihak swasta dapat berinvestasi atau berkontribusi dalam perencanaan Desa Wisata Adat. Kolaborasi ini akan memastikan keberlanjutan pariwisata di tengah dinamika pariwisata global.
Nokia Aprodita Sari | Tim Riset dan Data
Muhamad Farhan Ardiansyah | Admin Editor
SUMBER ARTIKEL
Handayani, E. (2021). Pengaruh Wisata Desa Adat Osing Terhadap Peningkatan Pendapatan Keluarga Masyarakat Kemiren Banyuwangi. Relasi, 17(02), 294-307.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/adat_osing_kemiren. Diakses pada 27 September 2024.
Riannada, R., & Mardliyah, S. (2021). Peran kelompok sadar wisata (POKDARWIS) kencana dalam pengembangan desa wisata adat Osing Kemiren. J+ PLUS UNESA Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, 10(1), 315-328.
Sonia, T., & Sarwoprasodjo, S. (2020). Peran lembaga adat dalam pelestarian budaya masyarakat adat kampung naga, desa neglasari, kecamatan salawu, tasikmalaya. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 4(1), 113-124.
Sugianto, A. (2016). Kajian Potensi Desa Wisata Sebagai Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Karang Patihan Kecamatan Balong 1 Ponorogo. Ekuilibrium: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, 11(1), 56-64.
Tidak diketahui. (2024). https://www.panda.id/menghidupkan-tradisi-melalui-industri-kreatif-peran-desa-wisata-dalam-melestarikan-budaya-lokal/#:~:text=Desa%20wisata%20menjadi%20tempat%20untuk,lokal%20di%20tengah%20arus%20globalisasi. Diakses pada 27 September 2024.