Desa Wisata sebagai Magnet Baru bagi Wisatawan Milenial
Tren wisata masa kini menunjukkan dominasi wisatawan dari generasi milenial dan Gen Z, yang cenderung mencari pengalaman unik dan berbeda saat berwisata. Desa wisata pun muncul sebagai magnet baru bagi mereka, menawarkan kesempatan untuk menikmati keunikan budaya dan alam pedesaan yang jauh dari kesan wisata modern. Banyak kalangan yang cenderung bosan dengan objek wisata modern seperti hotel, restoran, dan lainnya. Kejenuhan terhadap wisata modern dan keinginan untuk merasakan kehidupan pedesaan, mendorong berkembangnya Desa Wisata yang menawarkan pengalaman berinteraksi dengan alam dan masyarakat lokal. Daya tarik budaya dan keindahan alam yang autentik menjadikan Desa Wisata relevan bagi generasi muda, terutama karena pengalaman ini dapat dengan mudah dibagikan di media sosial.
Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Desa Wisata membuatnya menarik bagi milenial untuk pengalaman liburan yang unik. Desa Wisata menawarkan kesempatan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat, sehingga wisatawan dapat merasakan budaya dan tradisi lokal. Kegiatan seperti menciptakan kerajinan tangan, menikmati kuliner lokal, serta mengikuti upacara adat dapat memberikan wawasan bagi wisatawan. Selain itu, keindahan alam yang tidak dapat ditemukan di perkotaan juga menjadi daya tarik bagi milenial untuk dibagikan di media sosial. Dengan perpaduan antara budaya dan alam, Desa Wisata memiliki daya tarik kuat bagi generasi milenial.
Saat ini, sudah banyak Desa Wisata di Indonesia yang populer di kalangan generasi muda karena menawarkan perpaduan unik antara alam dan budaya lokal. Desa Penglipuran di Bali merupakan salah satu Desa Wisata yang cukup terkenal dengan arsitektur tradisional Bali. Desa Wisata Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dengan atraksi wisata berupa arsitektur khas Bali, penampilan seni yang sakral, buah tangan yang khas, serta bentang alam yang indah. Desa ini juga memenangkan penghargaan sebagai Desa Terbersih ke-3 di Dunia menurut UNESCO. Dengan keragaman budaya, keindahan alam, serta penghargaan yang dimiliki, Desa Penglipuran dapat menarik banyak wisatawan khususnya milenial.
Peningkatan wisatawan pada Desa Wisata memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal, seperti peningkatan pendapatan, pelestarian budaya, dan peningkatan infrastruktur desa. Selain itu, adanya wisatawan milenial yang mahir memanfaatkan teknologi digital juga memainkan peran dalam pemasaran dan promosi terkait Desa Wisata. Keberadaan wisatawan tersebut juga dapat memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih inovatif seperti Kelas Memasak, Tur Sejarah, Kelas Tari, dan paket wisata yang sesuai dengan tren saat ini, sehingga dapat meningkatkan daya tarik Desa Wisata.
Tren wisata yang berkembang saat ini menunjukkan milenial dan Gen Z mencari liburan unik dan autentik di Desa Wisata. Dengan menawarkan keindahan alam, budaya lokal, serta kesempatan berinteraksi dengan masyarakat lokal, Desa Wisata berhasil menarik perhatian generasi muda. Selain itu, wisatawan generasi muda tidak hanya berdampak positif pada ekonomi dan sosial, tetapi juga mendorong pelestarian budaya dan inovatif. Potensi dan peluang tersebut juga perlu didukung dengan beberapa strategi seperti pemasaran digital, pemberdayaan masyarakat lokal, serta inovasi produk lokal. Adanya pengembangan Desa Wisata diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat lokal, melainkan juga dapat meningkatkan daya tarik destinasi bagi wisatawan dari berbagai kalangan.
Nokia Aprodita Sari | Tim Riset dan Data
Muhamad Farhan Ardiansyah | Admin Editor
SUMBER ARTIKEL
Abas, A. J., & Ananda, M. A. (2023). ANALISIS ORIENTASI DAN STRATEGI PEMASARAN DESA WISATA MENGHADAPI TREN DAN PERUBAHAN PERILAKU WISATAWAN PASCA COVID-19. Journal Transformation of Mandalika, 4(8), 414-426.
Diwyarthi, N. D. M. S., Witarsana, I. G. A. G., Pratiwi, K. A. D., Suastini, N. M., Jata, I. W., Adyatma, P., … & Pratama, I. W. A. (2024). Pendampingan Desa Wisata Politeknik Pariwisata Bali di Desa Wisata Cemagi. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 2(3), 281-294.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2023). https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/penglipuran
Nasifah, L. Z. (2024). Desa Penglipuran di Bali, Desa Adat Terbersih Menurut UNESCO. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7389811/desa-penglipuran-di-bali-desa-adat-terbersih-menurut-unesco. Diakses pada 25 Oktober 2024.
Rajagukguk, T. P., & Sofianto, K. (2020). Peran Generasi Milenial Dalam Pengembangan Desa Wisata di Danau Toba. Ilmu Budaya, 4(3), 529-552.
Susilawati, M. (2024). Membangun Desa Mandiri: Sinergi Generasi Milenial dan Kearifan Lokal di Era Digital (Karang Taruna di Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT). Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 178-194.