Kegagalan Desa Wisata: Dampak Kurangnya Perencanaan pada Keberlanjutan dan Kerugian Ekonomi
Kabar Desa; Desa wisata merupakan salah satu strategi dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang memberikan potensi pada perekonomian dan pelestarian budaya maupun lingkungan. Namun, keberhasilan pengembangan desa wisata tidak hanya bergantung pada daya tarik wisata desa saja, tetapi juga pada kualitas perencanaan desanya. Sering kali kurangnya kesiapan dalam perencanaan menyebabkan kegagalan dalam pengembangan desa wisata sehingga banyak timbul dampak negatif. Kegagalan tersebut menyebabkan berbagai masalah seperti menurunnya kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesempatan kerja, serta berkurangnya investor untuk pengembangan desa.
Desa wisata merupakan pengembangan pariwisata yang memanfaatkan potensi lokal dengan melibatkan masyarakat desa dalam proses pengembangannya. Konsep desa wisata bertujuan untuk menciptakan pengalaman wisata yang memiliki nilai sosial budaya, adat istiadat, hingga arsitektur yang dikembangkan melalui atraksi, akomodasi, sarana, dan prasarana pendukung lainnya. Pengembangan pariwisata di daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti infrastruktur, promosi, perawatan, dan keterlibatan masyarakat. Selain itu, perencanaan harus mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial untuk memastikan bahwa desa tidak hanya dapat menarik wisatawan tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
Beberapa kasus kegagalan desa wisata memberikan wawasan tentang pentingnya perencanaan dalam pengembangan desa. Beberapa desa wisata di Indonesia mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan akibat kurangnya perencanaan yang komprehensif. Salah satu contohnya yaitu Desa Ulak Pandan yang memiliki banyak potensi sumber daya alam mulai dari pertanian hingga letak geografis bukit dan sungai yang indah. Namun, pemanfaatan yang dilakukan belum optimal dikarenakan tidak memiliki perencanaan, akibatnya belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dampak ekonomi dari kegagalan desa wisata sangat signifikan, baik untuk masyarakat maupun perekonomian regional. Desa wisata yang gagal sering mengalami penurunan jumlah wisatawan yang signifikan sehingga secara langsung mengurangi pendapatan desa. Hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai aspek ekonomi lokal yaitu pelaku usaha mulai dari warung, toko kerajinan, hingga penginapan. Selain itu, kegagalan desa wisata juga dapat menghilangkan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat sehingga menurunkan kesejahteraan masyarakat. Investasi yang telah dilakukan juga menjadi sia-sia dan kepercayaan pihak investor menjadi menurun. Secara keseluruhan, tidak adanya perencanaan yang komprehensif pada desa wisata menyebabkan kerugian ekonomi yang dapat bertahan dalam jangka panjang.
Terdapat berbagai rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah kegagalan desa akibat kurangnya perencanaan. Pertama, penting bagi desa melakukan riset terkait potensi desa maupun pasar sebelum mengembangkan desa. Selain itu, perencanaan infrastruktur harus dilakukan secara matang dan berkelanjutan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Di sisi lain, keterlibatan masyarakat juga penting agar masyarakat dapat mengenali dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan baik sehingga dapat digunakan untuk kepentingan bersama. Hal lainnya yang dapat membantu yaitu studi kasus dari desa wisata yang sukses untuk dijadikan pembelajaran. Dengan pendekatan komprehensif dan partisipatif, desa wisata dapat berkembang secara berkelanjutan sehingga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat desa.
Pengembangan desa wisata membutuhkan perencanaan yang matang agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Kurangnya perencanaan yang matang sering kali menjadi penyebab utama kegagalan desa wisata. Hal tersebut tentunya berdampak negatif baik untuk masyarakat maupun keberlanjutan desa. Untuk mencapai keberhasilan, desa wisata harus melakukan perencanaan mulai dari riset hingga meningkatkan keterlibatan masyarakat. Oleh karena itu dengan pendekatan komprehensif dan partisipatif, diharapkan desa wisata dapat berkembang menjadi destinasi yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif untuk jangka panjang.
Nokia Aprodita Sari | Tim Riset dan Data
SUMBER ARTIKEL
Alfian, T., Saputro, Y. A., & Sudiryanto, G. (2021). Pengembangan Desa Wisata dan Pembangunana Pariwisata Berkelanjutan Desa Watuaji. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 30-38.
Gultom, A. W. G. (2020). Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam di Desa Ulak Pandan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 36-46.
Kautsary, J., Puspitasari, A. Y., Rochim, A., & Miranti, A. (2022). Proses Perencanaan Masterplan Desa Wisata Hijau Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Gondang Kecamatan Limbangan. Pondasi, 27(1), 129-142.
Latifa, U., Handayani, F., Masrura, S. I., Sukma, S., Yazid, Y., Sahbana, M. A., … & Ridyati, S. P. (2024). Pendampingan Pembuatan Masterplan Desa Wisata Mekarsari Narmada. NUSANTARA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 112-120.